Cokelat saat tampil di Synchronize Fest 2022. Foto: Fachrul Irwinsyah |
Butuh 12 tahun bagi Cokelat untuk mengobati luka mereka hingga bisa kembali jalan dengan formasi awal: Edwin (gitar), Ernest (gitar), Ronny (bass), Kikan (vokal) dan Ervin (drum). Dynamic Stage di hari kedua Syanchronize Fest 2022 menjadi tempat gua menyaksikan band itu tampil dengan formasi tersebut.
Malam itu Cokelat tidak hanya membawa pertunjukkan musik ke atas panggung, tapi juga kisah, keharuan dan kebahagiaan. LCD yang ada di panggung menjadi bagian dari semua itu.
Sebelum lagu pertama dimainkan, Cokelat menampilkan voice over tentang kembalinya formasi awal ini. Tentang 12 tahun yang berlalu untuk bisa saling memaafkan.
"Karena terkadang perlu 12 tahun untuk memahami bahwa keselarasan resonasi adalah sebuah kemewagan. Rasa-rasanya cukup sudah melalang buana bereksplorasi. Semoga saat ini adalah waktu yang tepat untuk pulang. Indonesia kami kembali," begitu tulisan di layar besar LCD yang ada di panggung sebelum Cokelat mentas.
Narasi sambutan kembalinya formasi awal yang ditampilkan di LCD itu disambut dengan lagu "Nafsu". Yang kemudian dilanjut dengan "Bunga Tidur" usai Kikan menyapa penonton.
Kalimat sambutan yang ditampilkan di LCD bukan satu-satunya gimik yang dibawa Cokelat ke panggung. Sebab di tengah pertunjukan Cokelat menuturkan kisahnya lewat video wawancara yang diputar di LCD. Video itu dimulai usai Cokelat memainkan lagu "Salah" dan "Pergi".
Saat video itu diputar lampu panggung diredupkan. Semua mata dan telinga terfokus mendengarkan penuturan para personel Cokelat. Video wawancara itu terbagi menjadi 3 bagian.
Pertama soal Kikan dan Ervin yang cabut 12 tahun lalu. Kikan bercerita salah satu alasan yang utama ninggalin Cokelat saat itu ialah lelah disuruh milih fokus ngurus anak atau band. Dengan berat hati Kikan memutuskan untuk mundur sebagai vokalis Cokelat.
Namun, sebelum berpisah dengan Cokelat, Kikan masih harus menjalani satu panggung terakhir dengan band yang membesarkan namanya itu. Panggung terakhir itu terasa berat karena juga berbarengan dengan perayaan ulang tahun Cokelat. Fans mereka, Bintang Cokelat, menyambut tambah usia idolanya dengan rasa bahagia karena belum tahu bahwa hari itu terakhir Cokelat bersama Kikan. Kikan juga tak sanggup hadir dalam prosesi tiup lilin bersama fans bandnya.
Menurut Kikan, Ervin adalah orang pertama yang diberitahu kalau dia mau keluar dari band. Dia jugalah yang paling berat melepas kepergian Kikan. Ervin akhirnya dipecat dua bulan setelah Kikan keluar. Alasannya, saat Cokelat melakukan audisi untuk cari vokalis, ia terlihat tidak bersemangat dan terkesan menghambat proses tersebut.
Ervin juga pernah bilang ke Kikan, "kalau lo cabut gua juga cabut," kata Kikan menirukan ucapan Ervin kala itu.
Saat Kikan bersolo karir, Ervin merupakan drummer seassion player yang mengiringinya ketika tampil dalam format band.
Di bagian pertama video ini tidak hanya Kikan dan Ervin yang berkisah. Edwin, Ernest dan Ronny juga mengungkapkan momen perpisahan itu.
Video bagian pertama ini ditutup dengan solo piano Kikan yang membawakan lagu "Luka Lama". Apa yang mereka tuturkan di video dan lagu yang dimainkan setelah itu benar-benar klop. Lagu itu terasa makin dalam setelah mendengar kisah mereka yang berpisah. Ernest dan Ronny beberapa kali terlihat menyeka matanya.
"Kurentangkan hati, kubalut luka lama saat kau pergi. Kutegarkan diri walau bayangmu hadir di setiap mimpi. Oh, haruskah kubenamkan diri meratapi. Tenggelam sesali yang terjadi. Tersiksa bersama hampa asa" -Luka Lama-
Luka lama selesai. Piano yang sejak awal diset di atas panggung, dibungkus. Rupanya piano itu memang khusus dimainkan untuk lagu "Luka Lama".
Kikan saat memainkan lagu Luka Lama. Foto: Fachrul Irwinsyah |
Usai luka lama Cokelat melanjutkan memainkan lagu sendunya berjudul "Jauh".
"Kutunggu dirimu selalu. Kutunggu walaupun kutahu kau jauh. Kutahu kau jauh" -Jauh-
Layar LCD kembali memutar video wawancara para personel Cokelat. Bagian kedua ini mengisahkan perjalanan Cokelat selepas ditinggal Kikan dan Ervin. Begitu juga dengan Kikan dan Ervin selepas tidak lagi di Cokelat.
Nama Cokelat selalu membayangi karir Kikan yang dimulai kembali dari nol. Begitu juga dengan Cokelat meskipun sudah berkali-kali ganti vokalis, tetap saja dikaitkan dengan Kikan, bahkan band itu dinilai tak berjiwa selepas kepergian Kikan.
Ada kisah sedih dari Kikan selepas gak lagi di Cokelat. Ia menuturkan pernah mencoba menonton pertunjukan Cokelat di satu waktu. Lagu pertama masih kuat mendengarkannya, hingga akhirnya di lagu ketiga hatinya tidak kuat lagi menahan sedih. Sejak saat itu Kikan memutuskan untuk tidak pernah melihat penampilan Cokelat.
Ervin punya kisah lebih dalam. Hubungannya dengan Edwin dan Ernest benar-benar putus sejak dipecat dari Cokelat. Padahal Edwin adalah temannya dari kecil begitu pun dengan Ernest yang merupakan adik Edwin. Ervin mengaku bahkan berusaha menghapus kontak mereka berdua. Menurut dia itu adalah tindakan paling parah untuk seorang teman yang pernah sangat dekat.
Edwin, Ronny dan Ernest mengamini putus komunikasi dengan Kikan dan Ervin. Paling banter Ernest hanya mengucapkan selamat hari raya bagi Kikan, di luar itu tidak ada lagi. Edwin bahkan terang-terangan bilang malas untuk mengikuti berita Ervin dan Kikan.
Akhir video bagian kedua itu disambut oleh lagu "Saat Jarak Memisahkan". Lirik lagu ini bercerita tentang pasangan yang udah putus dan menemukan pasangan barunya.
"Kini semua kau ingkari, hatiku kau lukai. Tak percaya mudah saja kau lupakan kita. Dan kini kau temukan dia di sana yang sanggup memberikan semua yang ku tak punya. Semoga kau bahagia di hangat peluknya. Semua pun telah sirna, telah sirna" -Saat Jarak Memisahkan-
Bagian terakhir video diputar di LCD. Video ini dimulai dengan Ronny yang bilang di kepalanya semua lagu Cokelat yang dikeluarin Kikan memang harus Kikan yang menyanyikannya dan drummnya Ervin.
Menurut Edwin mungkin kalau lebih dari 12 tahun, formasi lama ini ga akan pernah kembali dan ia akan menyesali hal itu.
Namun, di kepala Ernest justru khawatir rencana kembalinya formasi awal ini ga berjalan mulus karena menurutnya Ervin masih menyimpan dendam setelah keluar dari Cokelat. Setelah ini ia malah takut hubungannya malah semakin buruk.
Tapi nyatanya Ervin mengaku bukanlah orang pendendam. Ia masih menganggap Cokelat adalah keluarganya, karena ia tumbuh besar dengan band tersebut. Baginya tidak ada mantan keluarga.
Meski begitu, menurut Kikan membawa Ervin bereuni bukanlah hal yang mudah. Ia harus berusaha meyakikan Ervin untuk pulang ke Cokelat.
"Vin, lo suka ga suka, terima ga terima, Cokelat versi terbaik itu adalah versi kita berlima. Kalau gua balik dan lo engga, itu bukan versi Cokelat yang ada di kepala gua dan itu bukan versi Cokelat yang gua mau. Dan gua cuma bilang khusus buat Ervin, kita dulu pergi bareng, vin, sekarang kit pulang bareng," kata Kikan mengingat omongannya ke Ervin.
Video terakhir ini ditutup dengan tabuhan drum Ervin. Ia diberikan spot light saat memainkan intro lagu "Segitiga".
Cokelat saat tampil di Synchronize Fest 2022. Foto: Fachrul Irwinsyah |
Saat bagian outro lagu "Segitiga" ini video di LCD menujukkan Kikan dan Ervin yang sebelumnya diwawancara terpisah akhirnya berada dalam satu frame dengan 3 personel lainnya. Mereka saling berpelukan.
Lagu "Tak Pernah Padam" menjadi nomor berikutnya yang diikuti dengan ucapan terima kasih dari Kikan.
"12 tahun tentunya bukan waktu yang singkat. Kami berlima pun gak bakal menyangka bahwa ini akan bisa terjadi satu hari nanti. Untuk itu saya yakin ada banyak doa teman-teman di sini. Doa-doa yang dilangitkan oleh teman-teman, oleh sahabat-sahabat kami. Terima kasih untuk Synchronize Fest 2022, thank you so much," kata Kikan.
Kikan juga menyampaikan terima kasih untuk para musisi yang pernah membantu Cokelat baik di vokal maupun drum. Cokelat sepeninggal Kikan dan Ervin memang banyak mengganti vokalis dan drum. Baik yang posisinya featuring maupun pemain tetap. Terakhir sebelum kembali ke formasi awal Cokelat mengenalkan Aiu Ratna sebagai vokalis dan Axel sebagai penabuh drum.
"Setelah ini satu lagu yang saya yakin sudah ditunggu dari tadi," kata Kikan yang kemudian disambut dengan intro "Karma".
Malam itu Cokelat menutup penampilannya dengan "Bendera". Penonton berjingkrakkan, bernyanyi bersama. Koar mereka seakan ingin menandingi power full nya suara Kikan malam itu.
Malam makin riuh kala conveti meletus, keluarkan potongan kertas berwarna-warni seakan merayakan kembalinya jiwa Cokelat.
***
Panggung Synchronize bukanlah pertunjukan pertama Cokelat dengan formasi awal. Beberapa gigs sudah mereka datangi untuk mengenalkan format lawas itu.
Kembalinya Kikan dan Ervin juga sudah diumumkan sejak Agustus 2022. Dengan formasi ini mereka juga sudah menggarap video klip baru dari lagu lama "Bintang Tidur" yang merupakan lagu pertama Cokelat bersama major label, dan "Bendera".
Semoga perjalanan Cokelat dengan formasi ini bisa lebih menyenangkan. Makin banyak gigs untuk memberikan kesenangan kepada Bintang Cokelat, maupun penikmat musik lainnya.
Terima kasih Cokelat yang udah buat gua ga menyesal membeli tiket hari kedua Synchronize Fest 2022. Kalian sungguh menyajikan pertunjukan yang luar biasa. Berkat kalian malam minggu itu tak kelabu.
Post a Comment
Dilarang mempromosikan situs judi, situs porno dan tindak pidana lainnya. Komentarlah dengan etika tanpa melanggar UU ITE.