Hunting bareng di Jakarta Utara. Foto: Fachrul Irwinsyah |
Udah lama banget kayanya ga hunting foto dalam kelompok yang besar. Rasa-rasanya terakhir itu pas awal masuk kuliah, pas masih baru-baru gabung sama Kaphac (klub foto di kampus gua). Kira-kira 10 tahun yang lalu.
Gila 1 dekade, ya. Dan Sabtu kemarin, tepatnya 15 Oktober 2022, ngerasain lagi nyari foto bareng. Rasanya? Canggung.
Masalahnya ini bukan Kaphac yang gua udah jadi bagian di dalamnya. Hunting kali ini bareng orang-orang yang sebagian besar ga gua kenal. Udah gitu gua datang telat pula, jadi ga begitu tahu siapa aja mereka.
Itu gua yang tengah saat bingung mau ngapain karena lapar dan ngantuk. Foto: Huru Hara di Utara |
Dari 20-an orang, yang gua kenal cuma si Evi sama satu temannya yang pernah ketemu di Cilincing, tapi gua lupa namanya. Sisanya gua kenalan sepanjang hunting, tapi ya ga semuanya juga sih. Yang penting ada yang gua tahu lah biar ga kaya anak hilang selama hunting.
"Huru Hara di Utara" begitu nama acaranya. Dari namanya itu udah tahu lah di mana acaranya. Ya, Jakarta Utara. Ga jauh dari rumah gua. Penyelenggaranya tidak lain dan tidak bukan: Evi dan kawan-kawan. Gua sih cukup menikmati acaranya aja.
Hunting bareng di Jakarta Utara. Foto: Fachrul Irwinsyah |
Set acaranya di sekitaran Permai atau mungkin yang lebih terkenal Pasar Ular, tapi yang lokasinya dekat Pelabuhan Tanjung Priok, ya. Titik kumpul kami di Seeclues Coffee Space yang lokasinya ada di belakang Pasar Ular. Acaranya dimulai sore dan gua datang saat semuanya lagi foto bareng untuk mulai hunting.
Sabtu sore itu gua dan yang lain menyusuri sekitaran Pasar Ular dan Permai. Konsep hunting kali ini ialah street photography. Lokasinya cocoklah buat motret itu karena banyak aktivitas dengan beragam karakter manusia di sana.
Meski objek foto banyak, ga berarti gua langsung tahu apa yang mau gua foto. Ga kaya peserta lainnya yang sat set sat set dapat apa yang mau mereka abadikan.
Kamera yang gua pakai untuk ikutan acara Huru Hara di Utara. Foto: Fachrul Irwinsyah |
Sejujurnya gua masih jet lag karena baru sampai, ga kenal siapa-siapa, terus mulai jalan buat motret. Lebih parahnya sore itu gua ga punya roll film. Untung aja ada yang jual. Hahaha...
Jadi langkah awal gua di hunting sore itu cuma bengong. Bingung mau motret apa. Yang ada di otak gua saat itu: sedikit ngantuk, banyak lapernya.
Tapi ga berarti gua ga motret sama sekali. Seiring langkah kaki ini menyusuri jalanan di sekitar Permai, gua mendapatkan apa yang menarik buat gua foto, yaitu sebuah gedung kosong bekas tempat departement store berlogo R.
Gedung bekas Ramayana yang menarik perhatian gua. Foto: Fachrul Irwinsyah |
Gedung itu selayaknya gedung kosong yang ditinggal pemiliknya. Istimewa? Entah lah. Yang jelas saat melihat gedung itu gua seperti terbawa ke beberapa tahun lalu. Ada fragmen yang udah lampau tiba-tiba muncul aja di kepala. Biar pun mungkin itu bukan kenangan yang istimewa.
Gua yakin, bukan cuma gua yang punya cerita sama gedung ini. Mereka yang udah lama tinggal di Koja, Jakarta Utara, pasti ada satu-dua cerita mah sama gedung ini.
Bersosialisasi Lewat Street Photography
Street photography pada dasarnya tidak hanya soal mengabadikan momen di jalan. Di dalam prosesnya ada yang namanya sosialisasi. Buat gua ini bagian penting dan menyenangkan dalam jenis fotografi jalanan tersebut.
Workshop cuci film yang jadi bagian acara Huru Hara di Utara. Foto: Fachrul Irwinsyah |
Sore itu gua kembali melihat proses menyenangkan dari street photography itu. Melihat bagaimana para peserta mulai berinteraksi dengan subjek foto yang mereka temui. Meminta izin untuk memotret mereka yang tidak dikenal. Menjelaskan tentang siapa kami dan untuk apa kami memotret. Hasilnya, ada subjek foto yang berpose natural, ada pula yang agak norak. Tapi intinya semua senang.
Gua sendiri ga banyak berinteraksi dengan subjek foto. Ya, secara gua juga ga banyak moto. Sore itu gua lebih seringnya ngenalin diri ke peserta yang lain. Seperti yang gua bilang, biar ga kaya anak hilang.
Foto bareng setelah workshop sebelum bubar. Foto: Fachrul Irwinsyah |
Terlepas dari apa yang gua foto, acara sore itu cukup menyenangkan karena gua bisa ngerasain lagi hunting bareng-bareng. Selain itu gua juga jadi punya foto sekitaran Permai. Soalnya biarpun rumah gua dekat situ, tapi bukan berarti gua punya foto tempat tersebut. Karena kadang kita itu ga sadar hal-hal bagus di dekat kita, sampai kita keluar dan melihatnya dari sana.
Setelah menyusuri sekitaran Permai, gua dan yang lain kembali ke titik kumpul. Di sana acara ditutup dengan workshop cuci film. Kami ditunjukkan caranya mengubah film dalam tabung menjadi klise.
Ah... jadi kangen Kaphac.
Oh iya, di artikel ini ga ada hasil foto dari hunting bareng di Huru Hara di Utara. Kalau mau lihat hasil foto huntingnya bisa ke artikel: Yang Terekam dari Hunting Bareng "Huru Hara di Utara"
Post a Comment
Dilarang mempromosikan situs judi, situs porno dan tindak pidana lainnya. Komentarlah dengan etika tanpa melanggar UU ITE.