Segalanya di 2021


Tahun 2021 telah berganti beberapa hari lalu. Ada banyak hal yang terjadi di tahun kedua pandemi di Indonesia itu. Mulai dari yang menyenangkan sampai yang sedih.

Di awal tahun gua udah mulai liputan keluar setelah sejak Maret 2020 harus kerja dari rumah. Peristiwa jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 lah yang membuat gua akhirnya diutus kantor untuk liputan keluar.

Meskipun gak lama, cuma sekitar satu minggu liputannya, tapi cukup untuk mengobati rindu dengan suasana liputan.

Sialnya gak lama setelah itu gua kena corona. Kondisi yang buat gua harus isolasi mandiri di rumah selama hampir 14 hari.

Pada pertengahan tahun Jakarta diterpa lonjakan corona yang dahsyat. Rumah sakit penuh, begitu juga dengan tempat isolasi terpusat. Di momen itu ibu sempat membuat panik karena merasa sesak di tengah tidurnya. Beruntung kondisi itu cuma terjadi beberapa menit dan gak sampai harus ke rumah sakit.

Meski begitu tetap membuat gua dan seisi rumah harus olahraga jantung. Dalam otak sudah terbayang jalur evakuasi kalau-kalau situasinya menjadi gawat. Alhamdulillah semua masih baik-baik aja.

Masih terkait corona, pertengahan tahun keluarga gua rampung untuk divaksin. Ibu jadi yang terakhir vaksinasi. Sedangkan gua divaksin 3 bulan setelah negatif COVID-19.

Oktober menjadi momen paling menyenangkan. Di bulan itu gua merenovasi kamar sekaligus teras rumah gua. Sebenarnya niat awal hanya memperbaiki plafon kamar gua yang jadi sarang tikus. Tapi dalam realitasnya terjadi improvisasi hingga akhirnya bukan cuma plafon yang diperbaiki tapi juga dibuat mezanin untuk tempat tidur.


Urusan teras juga sebenarnya gak masuk dalam daftar perbaikan. Tapi karena ibu pengen benerin terasnya jadilah ikut dirombak.

Walau harus keluar biaya cukup besar. Tapi ya gua senang dengan hasilnya.

Masih di Oktober, gua menghadiri sebuah liburan keluarga besar dari garis ayah. Lokasinya di Puncak. Kami bersenang-senang selama dua hari satu malam di sana.


Kemudian di akhir-akhir tahun saat corona mulai melandai, kantor gua akhirnya memutuskan untuk kembali sedikit normal. Beberapa wartawan baru, khususnya yang mendapatkan pos, diutus untuk liputan ke lapangan secara reguler. Sedangkan gua, tetap cuma sesekali aja liputan keluar, itu juga kalau ada kasus di Jakarta Utara aja yang dekat rumah.

Satu-satunya liputan terjauh gua yaitu pas malam tahun baru. Akhirnya gua balik ke Polda Metro Jaya lagi, kali itu untuk liputan Kapolda, Gubernur, dan Pangdam yang meninjau kondisi Jakarta di malam tahun baru.

Oh iya, di bulan terakhir 2021, beberapa minggu sebelum perayaan malam tahun baru, gua beli HP baru. Barang yang udah lama masuk daftar beli tapi baru tercapai akhir tahun kemarin. Anggarannya pakai bonus tahunan ditambah sedikit tabungan.

Selain itu di akhir tahun juga gua nalangin adek gua buat beli motor trail yang ukurannya gede banget. Sesuai ama harganya yang menguras semua tabungan gua, untungnya diganti dengan dicicil sih. Hahaha...

Kalau yang di atas adalah yang terjadi, maka ada juga yang diharapkan di 2021 tapi tidak terjadi. Seperti beli action cam yang harus tertunda karena gua prioritasin uangnya buat beli HP. Lalu cat ulang sepeda juga mestinya di akhir tahun tapi terpaksa ditunda ke tahun depan karena anggarannya gak ada.

Ada juga rencana mau sepedahan ke Bogor yang belum terwujud. Ini niatnya sama semangatnya belum kuat.

Kalau soal asmara? Ah, itu rumit...

Semoga yang belum tercapai di tahun 2021 bisa terwujud di 2022. Tentu bersama mimpi-mimpi baru lainnya.

Selamat Tahun Baru Semuanya!!!

Tinggalkan Komentar

Dilarang mempromosikan situs judi, situs porno dan tindak pidana lainnya. Komentarlah dengan etika tanpa melanggar UU ITE.

Previous Post Next Post