Kaphac 32 membuktikan diri tidak mati suri di tengah pandemi yang belum habis. Eksistensi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) IISIP Jakarta di bidang fotografi itu masih terjaga walau perkuliahaan tatap muka tidak pernah terjadi.
Eksistensi itu ditunjukkan lewat pameran foto Anglocita. Acara yang dipersembahkan oleh calon anggota (Caang) Kaphac 32 angkatan 23.
Ada 6 pameris dalam pameran foto tersebut, sama seperti jumlah Caangnya. Masing-masing menyajikan foto stori dengan kisah yang berbeda-beda.
Pameran itu berlangsung pada 19-23 November 2021. Selama lima hari puluhan foto mereka dipajang di salah satu sudut foodcourt dalam naungan Hey! Coffee, Depok, Jawa Barat.
Ini menjadi pengalaman pertama Caang pameran di luar kampus. Pandemi yang membuat kampus tertutup dari semua kegiatan membuat para pengurus memutar otak agar pameran bisa terwujud secara offline. Sebab menurut Divisi Pendidikan Kaphac 32 Zendy Pradana, pameran foto secara online kurang begitu mengena. Penilaian itu ia dapat dari pengalaman melihat beberapa pameran foto online.
Salah satu karya Caang Kaphac 32 angkatan 23 dalam pameran foto Anglocita. |
Usaha mendapatkan ruang untuk pameran bukan perkara mudah. Beberapa tempat sudah didatangi, namun tak ada yang klop, hingga akhirnya berjodoh dengan Hey! Coffee yang merupakan relasi dari salah satu anggota Kaphac 32.
Tidak hanya soal tempat, proses pendidikan Caang 23 juga terbilang penuh lika-liku. Mereka seharusnya sudah pameran tahun lalu. Sebab proses pendidikan untuk Caang 23 pertama kali berjalan pada akhir 2019 dengan sebagian besar pesertanya mahasiswa angkatan 2019. Tapi pendidikan itu harus berhenti di tengah jalan lantaran pandemi COVID-19 yang menggila pada 2020.
Zendy bilang pendidikan akhirnya diulang kembali pada pertengahan 2020 dengan mengikutsertakan mahasiswa angkatan 2020 alias mereka yang baru masuk kuliah sebagai Caang. Sebagian peserta lama juga ada yang terus lanjut ikut pendidikan di periode baru ini.
Jumlah peserta didik saat itu lebih dari 10 orang. Namun perjalanan pendidikan hingga pameran yang berlangsung berbulan-bulan mengikis mereka hingga menyisakan 6 orang. Mereka gabungan angkatan 2019 dan 2020.
Keenam orang yang merupakan pameris Anglocita itu ialah Zahran Faiq Alghifa, Naufal Adhwaa, M. Naufal Ghozy, Dariansyah, Nur Al Fajar Rumsari, dan Herdyan Anugrah Triguna. Sementara pembimbing mereka untuk pameran ialah anggota Kaphac 32 angkatan 13 Handika Rizki Rahardwipa alias Bajay dan Fabian Januarius Kuwado. Bajay ditunjuk sebagai korator foto, sedangkan Fabian menjadi editor naskah.
Rara, Joni, dan Aduy dari angkatan 16 Kaphac 32 melihat karya Caang 23 di pameranfoto Anglocita. |
Bajay dalam prolog mengatakan kalau pemeran yang disiapkan dalam waktu sekitar 2 bulan ini adalah ungkapan isi hati para pameris yang masuk dalam kategori generasi Z tersebut. Layaknya Anglocita yang berarti mengutarakan isi hati.
"Mereka menyuarakan isi hati mereka dengan menuangkan realitas pada medium visual," tulis Bajay.
Sebagian besar karya dalam pameran Anglocita berangkat dari kedekatan personal para pamerisnya. Misal M. Naufal Ghozy yang memotret keluarganya untuk membicarakan soal kerinduan kepada sang ayah yang tidak bisa pulang dari Singapura karena COVID-19. Lalu Dariansyah dengan kisah kakeknya yang merupakan komandan kapal perang dalam Operasi Trikora tahun 1961- 1962.
Kemudian Herdyan Anugrah Triguna yang mengangkat kisah relawan pengawal ambulans. Ia mengangkat kisah itu berbekal informasi dari ayahnya yang seorang sopir ambulans.
Sedangkan Naufal Adhwaa mengangkat kisah kurir bersepeda yang sejalan dengan hobinya: sepedahan.
Salah satu karya Caang Kaphac 32 angkatan 23 dalam pameran foto Anglocita. |
Sementara dua foto stori lainnya merekam realitas sosial. Zahran Faiq Alghifa lewat fotonya mengisahkan kehidupan anak punk. Lalu Nur Al Fajar Rumsari bercerita sosok ibu yang membuat sekolah gratis bagi anak tidak mampu, meski dia telah divonis sakit kanker usus besar stadium 2.
Jangan tanya mana yang terbaik, karena setiap foto stori yang disajikan punya gaya yang berbeda-beda dalam menampilkannya. Tapi yang jelas pameran foto itu cukup membuat segar mata gua dan ga menyesal menempuh jarak 43 kilometer.
Kado Istimewa
Pameran foto Anglocita sejatinya bukan hanya jadi ungkapan hati para Caang 23, tapi juga pengurus Kaphac 32. Sebuah pembuktiaan bahwa mereka masih sanggup menjaga cita-cita Kaphac 32 untuk panjang umur dan terus berkarya.
Anglocita juga menjadi kado spesial bagi Kaphac 32 karena digelar tepat sehari setelah UKM berlogo kamera itu merayakan hari jadi ke-25.
Spesial tidak hanya soal karya, tapi juga momen. Karena lewat pameran itu anggota Kaphac 32 bisa kembali bertemu, bersilaturahmi, dan mengungkapkan isi hati.
Bicara soal ulang tahun, maka harus ada doa yang diucapkan: Semoga enam Caang 23 bisa sah jadi anggota Kaphac 32 dan melanjutkan cita-cita Kaphac 32 untuk terus berkarya.
Aduy, gua, Joni, Rara, dan Cahyo angkatan 16 Kaphac 32 foto bersama Caang 23 (kaos putih). |
Post a Comment
Dilarang mempromosikan situs judi, situs porno dan tindak pidana lainnya. Komentarlah dengan etika tanpa melanggar UU ITE.