Sebaik-baiknya rencana adalah yang diusahakan untuk tercipta. Setidaknya itulah yang gua lakukan pada Rabu, 18 November 2020. Di hari itu rencana untuk bersepeda ke kampus terwujud.
Gowes hari itu dalam rangka perayaan ulang tahunnya Kaphac 32 yang ke-24. Makanya rute yang dipilih pun menuju kampus. Karena perkenalan gua dengan Kaphac terjadi di kampus yang beralamat di Jalan Lenteng Agung nomor 32 tersebut.
Flyover Pemuda yang akhirnya gua terabas. |
Memang ga 100 persen sama dengan yang dulu gua lalui saat kuliah. Gua sedikit mengubahnya untuk menghindari flyover Kelapa Gading dan flyover Cempaka Mas. Di sana gua memilih memutar lewat bawah. Sisanya meski ada flyover lagi gua tetap hajar.
Jalan layang di Kalibata yang melintasi Sungai Ciliwung. |
Selain upaya menghindari flyover, perubahan sedikit jalur juga terjadi saat sampai di seberang kampus gua. Dulu di sana ada putaran arah yang langganan jadi tempat anak kampus nyeberang. Tapi sekarang udah ditutup. Di tempat itu lagi dibangun putaran arah layang buat pengendara. Jadi nantinya kendaraan yang mau putar arah ga bersinggungan langsung dengan rel kereta kaya dulu.
Nah, untuk sementara putaran arahnya jadi jauh. Di Gardu, sebelum KFC Gardu Lenteng Agung. Jadi mesti lewatin Universitas Pancasila dah, sayangnya kuliah masih lewat online jadi ga bisa lihat-lihat mahasiswi di pagi itu.
Pembangunan jalan layang untuk putar arah di depan IISIP Jakarta. |
Hari itu gua memang jalan pagi. Gak pagi-pagi banget si sekitar pukul 06.30 WIB. Semula sempat ragu buat jalan soalnya gua baru tidur sekitar sejam sebelum sepedahan. Yah meskipun di hari sebelumnya gua udah banyak tidur saat siang dan sore hari. Tapi, ya udahlah ya, hajar aja.
Gua berangkat sesuai rencana. Gak banyak kesulitan di jalan. Setelah memutar di dua flyover pertama, gua punya kesempatan untuk menghindari flyover ketiga yaitu di flyover Pemuda. Tapi gua putuskan untuk hajar flyover kali ini. Selain karena udah cukup panas, gua juga ngerasa kalau muter lewat bawah akan lebih jauh. Terus jalanan saat itu juga lumayan sepi, jadi gak akan masalah kalau gua melambat saat nanjak. Hitung-hitungan itu pun berjalan dengan baik.
Dikit lagi. |
Titik berhenti pertama gua adalah di flyover Jalan Kalibata, tapi yang nyeberangin Sungai Ciliwung. Karena setelah flyover itu gua belok ke kiri Jalan Rawajati Timur I.
Selain minum dan istirahat, gua juga memilih tempat itu buat motret. Dan gua baru tahu kalau di pinggir Sungai Ciliwung, di bawah flyover, ada jalan inspeksi yang cukup lebar. Jadi penasaran kemana ujungnya.
Sungai Ciliwung di bawah flyover dan Jalan Inspeksi di sampingnya. |
Selain di sana, gua juga berhenti cukup lama di seberang kampus gua. Kali ini bukan istirahat si tapi pengen motret tukang bangunan yang lagi kerja di pembanguanan flyover aja.
Total perjalanan gua dari rumah ke kampus adalah 35 kilometer. Lebih beberapa kilometer dari yang itungan dulu. Gak masalah yang penting semua berjalan dengan baik.
Akhirnya sampai juga. |
Pulang yang lebih berat
Beban berangkat dengan pulang tentu berbeda. Saat pulang kondisi badan sudah lebih lelah karena habis menempuh jarak puluhan kilometer. Energi juga sudah terkuras. Begitulah kira-kira kondisi gua saat akan pulang.
Gua memang ga lama di kampus. Ga masuk ke dalam kampus malah. Cuma depan gerbang aja. Lagian kampus juga sepi. Mahasiswanya masih pada kuliah lewat internet gara-gara pandemi.
Suasana Jalan Lenteng Agung. |
Titik pemberhentian pertama gua dalam perjalanan pulang ada di Alfamart Jalan Dewi Sartika. Di sana gua beli roti dan jus. Lumayanlah biar ada tenaga lagi buat lanjutin perjalanan.
Hari sudah mulai siang saat aktivitas gua di minimarket itu usai. Tapi langit sepertinya berpihak dengan gua saat itu karena matahari tidak terlalu mentereng. Yang terlihat di atas sana lebih banyak awan gelap.
Kondisi itu sebenarnya ga bagus banget si buat gua. Soalnya gua khawatir bakal hujan. Malas aja kalau harus sepedahan di bawah guyuran hujan. Karena dulu pernah kaya gitu benar-benar melelahkan.
Istirahat dulu. |
Perjalanan dilanjutkan, seperti biasa gua memilih lewat Sunter daripada Jalan Yos Sudarso. Ini adalah rute favorit tiap mau pulang habis sepedahan.
Sepanjang jalan dari Sunter sampai ke rumah, gua dua kali herhenti. Padahal jaraknya udah deket itu.
Pemberhentian pertama di warung pinggir jalan buat beli minum. Pemberhentian terakhir di Jalan Jati VIII yang gua sebut dengan lorong grafiti. Itu adalah lokasi kolong tol yang dindingnya penuh dengan coretan grafiti. Gua berhenti di sana untuk memotret.
Berfoto di lorong grafiti. |
Petualangan di hari itu berakhir sekitar pukul 12.00 WIB. Dengan tubuh penuh keringat dan kaki yang pegal, sepeda biru hitam itu gua tuntun masuk ke kamar untuk menempati singgasananya kembali.
Meski penuh lelah dan peluh, yang terjadi di hari itu sangat menyenangkan. Satu rencana terselesaikan dan membuat rencana lainnya lahir meminta direalisasikan.
Karena perjalanan hari itu membuat gua percaya: yang berat itu memulainya, kalau udah jalan semua bisa dinikmati.
Post a Comment
Dilarang mempromosikan situs judi, situs porno dan tindak pidana lainnya. Komentarlah dengan etika tanpa melanggar UU ITE.