Satu minggu ini terasa menyedihkan. Dimulai dari sebuah surat "cinta" petinggi kantor dan diakhiri dengan "lantunan indah" orang di seberang sana. Dua momen itu hasilkan tanda seru buat gua.
Di awal minggu, tak lama setelah surat "cinta" itu datang, gua dapat kritik yang begitu pedas soal penulisan. Rangkaian kalimat yang gua susun disebut tidak jelas. Asal comot untuk jadi kutipan, tanpa mencoba untuk merangkainya menjadi cerita.
"Masih niat jadi wartawan gak sih?!" ujarnya. Kalimat itu tentu hanya retoris. Tak perlu jawaban, tapi menjelma menjadi cermin untuk koreksi diri.
Kalimat berbunyi seperti itu sebenarnya beberapa kali juga pernah terucap setiap ada kesalahan atau performa menurun. Tapi di hari itu kalimat tersebut terasa lebih menakutkan karena sebelumnya ada surat "cinta" yang mengoyak-ngoyak hati. Alih-alih ingin mengumpat balik, kali ini gua hanya bisa diam.
Ya, semua memang salah gua. Apa yang dia nilai benar. Hari itu otak gua seakan mati untuk berpikir. Ladang imajinasi mengering sehingga kata tidak bisa terangkai dengan baik. Alhasil "yang penting selesai" menjadi opsi yang dipilih.
Hari berganti, pekerjaan di malam hari mampuh mengembalikan nilai buruk itu. Sedikit pujian membuat tenang untuk kembali menerima kabar perpisahan dari teman-teman yang lain.
Waktu bergulir, hingga tiba di Jumat ini. Akhir pekan.
Masalah kembali datang. Kali ini lebih fatal.
Lagi-lagi gua lupa bagaimana pekerjaan ini seharusnya dilakukan. Gua salah kutip informasi, sehingga menjadi seperti kabar bohong. Berbagai pihak pun jadi marah karena tulisan itu. Berbagai ralat pun dilakukan sebagai permintaan maaf.
Cermin kasus ini adalah tidak adanya koreksi dari gua pribadi terkait informasi tersebut. Gua gak mencoba konfirmasi ulang ke narasumber pertama dan berujung kesalahan itu. Hilangnya beban koreksi juga mungkin karena tulisan itu bukan gua yang buat sepenuhnya.
Ini jadi catatan buat gua!
Kesalahan sepekan ini seakan berasa makin mendekatkan gua dengan pak pos pengantar surat.
Ah, semoga masih bisa berjalan sampai akhir! Asli gua masih ingin tinggal, sekeras apapun tempat ini. Meskipun gua tahu seteah sepekan ini semua gak akan terasa sama lagi.