Merayakan Satu Tahun, Merayakan Kelulusan

www.paulpolos.blogspot.com

Dalam dunia kerja kata “kelulusan” kerap diartikan sebagai tanda kepindahan ke perusahaan baru. Tapi tenang kali ini kata itu tidak berarti akhir dari petualangan gua di tempat gua kerja saat ini.

Gak terasa November ini menjadi satu tahun gua bekerja di perusahaan berlogo “u” itu. Kalau dulu setelah satu tahun gua mulai buka Job Street dan cari-cari lowongan, kali ini belum terpikir. Gua masih menikmati berada di sini: Bermain dengan kata-kata dan waktu.

Satu tahun, hmm…

Mari cerita tentang sekelompok anak “kelas 2” (hmm, kayanya istilah itu keren juga, oke gua pakai itu untuk menyebut teman-teman angkatan gua). Sejak awal diterima kerja, gua ditempatkan di segmen News. Dari kelompok “kelas 2” ada 11 orang yang ditempatkan di News. Kami terbagi ke beberapa topik yaitu Megapolitan, Politik dan Internasional. Sebagian besar berada di Megapolitan, salah satunya gua. Meski topiknya beragam, kami tetap satu klan.

Awal-awal tahun, Latif bertukar segmen dengan Yuana. Latif pindah ke Bisnis, Yuana menjalani petualangan barunya di News.

Kepindahan Latif gak membuat dia terbuang dari klan. Kami justru menambahkan Yuana dalam klan. Sebagai teman satu gender untuk Eras. Juga agar ia tidak sendirian dalam menjalajah.

Bulan-bulan berlalu, kondisi berjalan seperti itu. Klan penuh dengan canda, dan kemarahan kepada “pemerintah” dan mereka yang sok “memerintah”. Kadang klan diisi dengan diskusi tentang apa yang gak perlu didiskusikan yang berujung pada ucapan “selamat malam”.

Namun, situasi sedikit berubah ketika Rizki diserang oleh tawaran kerja di tempat lain. Ia menyebrang. Mengambil jalan menuju cita-citanya. Meski begitu ia tidak keluar dari klan, atau lebih tepatnya tidak bisa keluar.

Rizki bukan satu-satunya orang yang ingin menyeberang. Sebagian besar dari klan telah mengucapkan keinginan yang sama. Keputusan itu gak salah. Selama meraka merasa tempat yang baru adalah yang mereka idamkan, maka itu gak pernah jadi hal yang salah.

Yuana mengikuti jejak Rizki. Ia berhenti di penghujung satu tahunnya bekerja. Berbeda dengan Rizki, Yuana berhenti untuk memenuhi janjinya kepada keluarga untuk hanya satu tahun saja bekerja di Ibu Kota. Kami sempat menyarankan agar Yuana berhenti setelah November, agar ia menerima gaji ke-13-nya. Namun, keputusan sudah ia buat,tidak ada yang bisa menahannya. Yuana pergi.

Di satu tahun ini, klan memang sudah tidak berisi kelompok News. Selain dau orang yang menyeberang dan Latif yang dipindah ke Bisnis, Jono juga pindah ke Viral. Klan jadi lebih beragam.

Kantor sendiri sebenarnya sudah menambah orang untuk mengisi ruang kosong di News. Ada mereka yang dirotasi dari segmen lainnya, ada pula yang benar-benar baru bergabung. Tapi menjadi bagian dari News gak membuat mereka otomatis diterima di klan. Perlu rapat besar untuk memutuskan hal itu. Akan selalu ada perdebatan, terutama soal loyalitas. Karena klan butuh loyalitas dan ini gak mudah, jadi biar kami saja.

Perayaan
November ini kantor mengadakan sebuah perayaan. Tentu bukan untuk satu tahun kami bekerja di perusahaan ini. Tapi untuk merayakan kelulusan para wartawannya yang kini resmi mendapat sertifikat dari Dewan Pers.

Meski begitu di mata gua, perayaan itu tetaplah untuk satu tahun kami. Bising suara terompet malam itu tanda satu tahun sudah terlewati. Tahun pertama gua mengenal dunia jurnalistik secara profesional.

Warna-warni confetti malam itu menggambarkan kisah gua dalam satu tahun peliputan. Penuh warna. Ada yang mebuat senyum lebar dan tawa bahagia. Tapi ada juga yang membuat kesal dan penuh kemarahan. Semua terangkum dalam satu tahun ini.

Kini gua masuk ke tahun kedua, entah warna apa yang tergores di awal tahun ini. Semoga bukan hitam, meski dalam kehidupan nyata gua suka warna itu. Semoga bukan kepergian, meski gua tahu banyak yang ingin menyeberang. Apapun yang tergores dalam lembaran awal tahun kedua ini, gua tetap berusaha untuk bersenang-senang!

Tinggalkan Komentar

Dilarang mempromosikan situs judi, situs porno dan tindak pidana lainnya. Komentarlah dengan etika tanpa melanggar UU ITE.

Previous Post Next Post