Kaphac 32 kembali menggelar pameran foto untuk para calon anggotanya di IISIP Jakarta. Kali ini mereka mengangkat judul “Harap”. Awalnya judul ini menggunakan bahasa Inggris dengan arti yang sama, namun berbagai pertimbangan membuat mereka memilih menggunakan bahasa Indonesia.
Kali ini jumlah pamerisnya tidak banyak. Hanya ada lima orang. Mereka masing-masing membuat foto cerita. Garis besar fotonya tentu saja sesuai judul: Harap.
Foto pembukanya menceritakan kehidupan seorang pengguna narkoba yang sedang menjalani rehabilitasi di pondok pesantren. Cerita dilanjutkan dengan foto yang menunjukan kegiatan warga di perkampungan Jakarta. Mereka membuat bantaran sungai menjadi perkebunan.
Haru kembali terjadi ketika melihat foto cerita ketiga. Foto itu bercerita tentang seorang difabel yang tidak menyerah dengan keadaannya. Dengan keterbatasannya ia tetap berjuang mendidik anak-anak asuhnya di sebuah Sekolah Sepak Bola.
Pengunjung melihat foto di pameran foto Harap. (Foto: Fachrul Irwinsyah)
Di foto keempat fotografer berkisah tentang musik yang terdapat di sebuah klenteng. Musik itu sejatinya dimainkan oleh orang-orang tua. Itu adalah warisan turun temurun. Meski begitu tidak banyak anak-anak muda yang menyukainya.
Sebagai penutup calon anggota yang bakal menjadi angkatan XXI ini menyajikan kisah wanita pemungut beras di Pasar Beras Cipinang. Foto penutup ini sedikit membuat gua bernostalgia dengan pameran “Susur Pasar”. Kira-kira 6 tahun lalu saat gua dan 11 orang lainnya mengangkat tema pasar, si pemungut beras tidak luput dari bidikan Cahyo yang saat itu hunting di Pasar Beras Cipinang.
***
Kalian mungkin heran kenapa gua ga nyebutin karya siapa dari foto-foto yang gua sebut itu? Karena memang gua gak tahu nama-nama mereka dan disetiap foto tidak ada nama dari setiap fotografer. Tapi itu gak mengurangi rasa hormat gua buat foto-foto mereka.
Jangan tanya ke gua tentang kualitas foto mereka. Karena buat gua setiap orang punya rasa yang berbeda dalam menikmati sebuah foto.
Refeleksi pengunjung saat menikmati foto dalam pameran Harap. (Foto: Fachrul Irwinsyah)
Apa yang terpajang di sana adalah harapan dari Kaphac 32 sebagai klub foto di Kampus Tercinta. Harapan agar klub itu masih terus hidup. Masih bisa melahirkan karya-karya baru untuk dinikmati banyak orang.
Jujur, ada rasa khawatir ketika tahu bahwa mereka hanya berlima. Jumlah yang lebih banyak dari itu saja Kaphac 32 masih “compang-camping”. Tertatih di setiap kegiatan yang akan dibuat.
Pengalaman memberitahu kalau di setiap angkatan pasti ada satu atau dua orang yang terpental jauh. Hingga lupa untuk kembali ke klub foto ini. Jika itu kembali terjadi Kaphac 32 akan semakin sulit melangkah. Memang ada istilah “kualitas lebih baik dari kuantitas” tapi saat kalian dihadapi oleh acara besar, kalian akan sulit berjalan dengan jumlah yang sedikit.
Ini mungkin terdengar pesimis, tapi begitulah faktanya.
Pameris dan anggota Kaphac 32 berkumpul sebelum menutup hari pertama pameran Harap. (Foto: Fachrul Irwinsyah)
Bagaimanapun kondisinya kalian harus berjuang mempertahankan Kaphac 32 agar tetap hidup. Angkatan kalian memang hanya lima orang, tapi Kaphac 32 sudah punya 21 angkatan. Jadi jangan pernah sungkan untuk meminta bantuan dari anggota yang lain. Karena setiap dari mereka pasti ingin Kaphac 32 terus melaju.
Mengutip dari prolog pameran Harap: Semoga para pameris dapat menjaga agar cahaya harapan itu tetap menyala.
Post a Comment
Dilarang mempromosikan situs judi, situs porno dan tindak pidana lainnya. Komentarlah dengan etika tanpa melanggar UU ITE.