Belum habis ingatan tentang aksi mogok bermain Persib Bandung saat menghadapi Persija Jakarta di Stadion Manahan, Solo, Jumat (3 November 2017). Akibat aksi tersebut laga pun harus berakhir pada menit 83 dengan skor akhir 1-0 untuk kemenangan Persija. Usai pertandingan, jagat maya diramaikan dengan berbagai alasan atas tindakan Maung Bandung itu serta sanksi yang mungkin diberikan oleh Komdis.
Belum genap seminggu, sepakbola nasional kembali ramai oleh “drama”. Kali ini ceritanya datang dari laga Mitra Kukar melawan Bhayangkara FC. Hasil laga itu tidak begitu mengecewakan. Mereka saling berbagi angka 1-1 di Stadion Aji Imbut, Tenggarong, Kalimantan Timur. Namun, usai pertandingan yang dihelat Jumat, 3 November 2017 tersebut, The Guardians (julukan Bhayangkara) mengajukan laporan untuk lawannya.
Tim milik Polri itu merasa dirugikan karena Mitra Kukar memainkan Sissoko yang dianggap ilegal. Status negatif itu diberikan lantaran sang pemain sedang terkena larangan bermain 2 pertandingan dari Komisi Disiplis PSSI. Keputusan itu tertuang dalam surat bernomor 112/L1/SK/KD-PSSI/X/2017.
Hasil protes Bhayangkara berbuah manis. Komdis sepaham dengan mereka, Mitra pun dihukum kalah 0-3. Keputusan ini membuat susunan klasemen berubah. Poin milik Bhayangkara menjadi sama dengan Bali United: 65. Pimpinan klasemen pun diambil alih oleh The Guardians karena Bali kalah dalam Head to Head.
“Drama” berlanjut lantaran semalam Bhayangkara memenangkan pekan ke-34 menghadapi Madura United di Madura. Tambahan 3 poin itu membuat Indra Kahfi cs mengunci gelar juara mereka.
Pertandingan Mitra Kukar melawan Bhayangkara FC yang dipermasalahkan. (Foto: PT LIB)
Berawal dari email
Usut punya usut “drama” Mitra Kukar – Bhayangkara FC ini ternyata berawal dari surat elektronik alias email yang tidak terbaca. Dilansir dari Kompas.com, Media Officer Mitra Kukar Agri Winata menjelaskan bahwa keputusan Komdis terkait hukuman tambahan Sissoko yang dilarang bermain 2 laga, terkirim ke email Endri Erawan yang merupakan CEO mereka.“Mungkin saat itu Pak Endri tidak pantau adanya email masuk karena beliau sangat sibuk. Kami pun tidak mengetahui adanya hukuman kepada Sissoko jelang pertandingan melawan Bhayangkara FC,” kata Agri.
Sebenarnya Mitra memiliki 2 email lainnya yang dipegang sekretaris tim mereka. Namun, kedua email tersebut tidak diketahui oleh Komdis PSSI. Agri juga menyayangkan sikap PT LIB yang tidak memberikan Nota Larangan Bermain (NLB) untuk Sissoko. Padahal surat tersebut juga ditembuskan ke operator liga yang dipimpin oleh Berlington Siahaan tersebut.
“Pada tanggal 2 November atau H-1 sebelum pertandingan, PT LIB menerbitkan Nota Larangan Bermainkepada Mitra Kukar. Di sana hanya tertulis pemain Mitra Kukar, Herwin Tri Saputra, dan Pemain Bhayangkara FC, Indra Kahfi, yang tidak boleh bermain. Artinya Sissoko dipersilakan bermain. Kami heran juga dan itu yang membuat kami memainkan Sissoko,” kata Agri.
Terkait hal itu, dilansir CNNIndonesia.com, Diretur Operasional PT LIB Tigor Shalomboboy berkilah bahwa operator tidak mempunyai kewajiban memberikan NLB kepada klub yang pemainnya terkena sanksi. Menurutnya, opertor memang memiliki sistem untuk membantu klub memasukan pemain yang akan diturunkan. Termasuk keterangan pemain yang terkena sanksi kartu dan mengeluarkan NLB.
Menurutnya larangan bermain dikeluarkan oleh Komdis. NLB yang diberikan operator hanya untuk membantu mengingatkan klub soal status hukuman pemain. Maka itu, tidak ada kewajiban bagi operator untuk mengeluarkan nota itu.
Hal tersebut juga mengacu padu Pasal 57 ayat 14 regulasi kompetisi terkait kartu kuning dan kartu merah. “Klub bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan terhadap kartu kuning dan/atau kartu merah serta status hukuman yang diterima oleh pemain dan ofisial masing-masing dan memastikan semua pemain dan ofisial tersebut terdaftar dan berhak untuk terlibat dalam pertandingan. Keberatan atau protes yang disampaikan setelah pertandingan berakhir akan diabaikan,” petikan isi ayat tersebut.
“Drama” ini pun diperkirakan masih berlanjut. Pasalnya sanksi untuk Mitra Kukar bisa saja dihapus, jika Komdis menilai ada kesalahan di PT LIB. “Kalau benar terjadi kesalahan di LIB, bisa kami batalkan (sanksi kekalahan 0-3) dan LIB kami Sanksi,” kata Anggota Komdis PSSI Dwi Irianto.
Jadi seperti apa akhir dari “drama” ini? Kita masih harus menunggu hingga akhir pekan ini. Karena laga pamungkas alias penutup baru akan dimainkan saat itu. Seperti kata Sekjen PSSI Ratu Tisha yang dikutip Kompas.com, bahwa Bhayangkara FC belum resmi jadi juara. “Kita masih harus menunggu secara resmi dari pihak PT LIB yang akan mengumumkan klasemen akhir pada pekan ke-34,” ungkap Tisha.
Semoga saja saat juara diumukan kita benar-benar melihat Sang Juara.
Post a Comment
Dilarang mempromosikan situs judi, situs porno dan tindak pidana lainnya. Komentarlah dengan etika tanpa melanggar UU ITE.