Pekan 6 TSC 2016: Datang dan Pergi

Cover TSC

Usai pekan kelima, Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 diliburkan hampir dua minggu. Tim peserta kompetisi buatan PT Gelora Trisula Semesta (GTS) itu kembali bertarung pada Jumat (10 Juni 2016) hingga Senin (13 Juni 2016). Kekosongan itupun dimanfaatkan oleh beberapa tim untuk lebih mematangkan skuadnya.

Dari bumi Sulawesi, PSM Makassar memperkenalkan pelatih baru mereka. Manajemen klub berjuluk Ayam Jantan dari Timur itu menunjuk Robert Rene Albert untuk menggantikan tugas Luciano Leandro yang telah dipecat.

Robert sejatinya bukanlah pelatih baru di tim yang identik dengan warna merah tersebut. Pelatih kelahiran Belanda itu pernah membesut PSM saat musim 2010-2011. Namun, ia hanya bekerja selama enam bulan karena ada urusan pribadi di Malaysia yang membuatnya harus meninggalkan tim kebanggan The Maczman (suporter PSM) itu. Meski singkat, ia dinilai mampuh membawa PSM kepermainan terbaiknya saat itu.

“Saya menangani tim PSM kurang dari enam bulan (pada musim 2010-2011), namun karena bisnis saya harus pergi. Makanya saya kembali untuk menyelesaikan tugas lama,” ungkap Robert saat diperkenalkan manajemen PSM seperti dilansir Sindonews.com.

Kedatangan pelatih baru juga terjadi di Pulau Jawa, tepatnya di Kota Soto, Lamongan. Tim kebanggaan La Mania, Persela Lamongan telah menunjuk pelatih baru jelang pekan keenam TSC 2016: Sutan Harhara.

Mantan pemain Timnas Indonesia era 70-an itu dipercaya manajemen Persela untuk melatih Choirul Huda cs usai ditinggal Stefen Hansson. Dalam menjalankan tugasnya, pelatih berusia 63 tahun itu akan dibantu oleh asisten pelatih: Marwal Iskandar dan Ragil Sudirman. Sedangkan untuk melatih kiper Laskar Joko Tingkir (julukan Persela) menjadi tugas Benny Van Breukelen.

“Penunjukan Sutan Harhara sebagai pelatih kepala ini sesuai dengan syarat yang diajukan manajemen, di antaranya karakter, kemampuan materi dan praktek di lapangan,” ujar Media Officer Persela Lamongan Andika Hangga.

Sayangnya, kedua pelatih baru tersebut belum bisa membawa hasil positif bagi tim mereka. Robert mengalami kekalahan perdana dari mantam tim asuhannya, Arema dengan skor tipis 0-1. Sedang Persela harus rela pulang dari Bali dengan tangan hampa karena strategi racikan Sutan nyatanya belum mampuh mendongkrak performa tim dengan warna kebesaran biru langit tersebut.

“Saya baru tiba dan mulai program latihan tanggal 7 (Juni 2016). Tapi itu tidak menjadi alasan saya atas kekalahan ini. Saya melihat tim memerlukan rekrutan baru. Itu akan kami lakukan, tapi kami dibatasi regulasi,” ungkap Sutan usai timnya dikalahkan 1-3 dari tuan rumah Bali United, seperti dikutip liputan6.com.

Selain PSM dan Persela, berberapa tim lainnya juga mengalami kekalahan di pekan keenam TSC 2016. Uniknya, mereka semua kalah dalam laga tandang seperti pada pertandingan Jumat: Pusamania Borneo FC (PBFC) kalah 2-3 dari tuan rumah Mitra Kukar; dan PS TNI harus rela kehilangan poin setelah kalah 0-1 saat bertamu ke kandang Persija. Pada keesokan harinya, Sabtu: Perseru Serui menumbangkan Semen Padang 2-0, lalu Bhayangkara Surabaya United (BSU) yang mengejutkan publik karena berhasil mengalahkan Persib Bandung dengan skor telak 4-1. Kemudian pada Minggu: Sriwijaya alami kekalahan perdananya di TSC 2016 usai kalah 1-2 di kandang Gresik United. Pada hari terakhir, Senin: Persipura Jayapura berhasil mengalahkan perlawanan sengit tamunya, Barito Putera dengan skor 5-4; Sedangkan Persiba Balikpapan harus turun ke posisi 16 usai kalah 1-3 saat bersua Madura United di Stadion Gelora Bangkalan, Madura.

Meski pertandingan Persipura – Barito memiliki jumlah gol yang banyak, namun yang menjadi buah bibir adalah pertandingan BSU dengan Persib. Pasalnya, usai kalah 1-4 dari BSU, Maung Bandung (julukan Persib) harus kehilangan pelatih mereka: Dejan Antonic. Ia memutuskan mundur lantaran besarnnya desakan dari Bobotoh untuknya meninggalkan Persib.

Desakan sebenarnya sudah terjadi sejak pekan keempat. Saat Persib menjamu Madura United dengan hasil seri tanpa gol. Usai laga tersebut tagar #DejanOut bertebaran di media sosial. Namun, kala itu ia masih yakin bisa memperbaiki performa Atep cs pada pertandingan selanjutnya. Sayangnya, bukan kemenangan yang ia dapat, justru kekalahan telak yang ia terima. Mundur pun  menjadi keputusannya sebagai rasa tanggung jawab.

“Persib adalah tim besar dan tidak boleh mendapatkan hasil seperti ini. Sebagai pelatih, saya bertanggung jawab. Semoga pelatih baru bisa memperbaiki semuanya. Masih ada banyak waktu dan juga pertandingan. Semua ini merupakan tanggung jawab saya dan mungkin ini adalah keputusan terbaik bagi tim untuk saat ini,” ungkap Dejan saat menyatakan mundur seperti yang dikutip Juara.net.

Gua pribadi menilai Dejan bukanlah pelatih yang buruk. Ia pernah membawa Arema yang saat itu bermain di Indonesia Premier League (IPL), ke babak perempat final AFC Cup pada tahun 2012. Ia juga sanggup memoles tim berkomposisi pemain muda, Pelita Bandung Raya (PBR) menjadi tim kejutan di ISL 2014. Di musim itu Pelatih berlisensi UEFA Pro tersebut mengantarkan The Boys are Back (julukan PBR) ke perempat final ISL, sayangnya mereka kalah dari jawara 3 kali ISL, Persipura.

Saat datang ke Persib pada 20 Januari 2016, dalam waktu yang singkat pelatih yang beristrikan orang Indonesia ini menjadikan Atep dan kawan-kawan runner-up di dua turnamen berbeda: Bali Island Cup 2016 dan Bhayangkara Cup 2016. Sedangkan di TSC 2016, ia mendapatkan 1 kali kemenangan, 4 hasil seri dan kekalahan dari BSU adalah kekalahan pertamanya. Meski begitu, raihan tersebut tak sebanding dengan yang dicapai pelatih Persib sebelumnya, Djajang Nurdjaman. Hal itu dikarenakan Djajang berhasil membawa Maung Bandung Juara ISL 2014 dan Piala Presiden 2015.

Namun, rasanya tak layak jika membandingkan skuad Persib Djajang dengan Dejan. Karena mereka memiliki materi pemain yang berbeda. Dejan datang saat banyak pemain bintang Persib -yang ikut dalam skuad Juara ISL 2014- yang hengkang ke klub lain. Parahnya, keputusan hengkang tersebut bukanlah kemauan Dejan, melainkan pemain sendiri yang tak sepakat dengan aturan dari manajemen tim asal Bandung tersebut. Seperti yang pernah dikatakan oleh Firman Utina saat meninggalkan Maung Bandung.

Komposisi pemain menjadi yang gua soroti, lantaran pelatih asal Serbia itu kerap kali mengungkapkan pemainnya tak bisa memainkan strategi yang ia berikan. Alasan itu juga yang ia katakan saat kalah telak dari BSU.

Dengan keputusan mundur, Dejan menjadi pelatih asing kedelapan yang gagal berprestasi bersama Persib Bandung. Ia juga masuk dalam daftar pelatih klub TSC 2016 yang gagal di tengah jalan menemani Luciano Leandro dan Stefen Hansson.

Tinggalkan Komentar

Dilarang mempromosikan situs judi, situs porno dan tindak pidana lainnya. Komentarlah dengan etika tanpa melanggar UU ITE.

Previous Post Next Post