Arema dari Penyisihan Grup menuju 8 Besar Piala Jenderal Sudirman

Arema © paulpolos.blogspot.com

Piala Jenderal Sudirman (PJS) baru saja menyelesaikan babak penyisian grup. Ada 8 klub yang akan melaju ke fase 8 besar. Dari Grup A Arema dan Persija Jakarta melenggang sebagai Juara dan Runner Up grup. Di Grup B Persipura Jayapura bersama Mitra Kukar dan Semen Padang (peringkat tiga terbaik) melangkah ke babak selanjutnya. Sedangkan di Grup C, juara bertahan ISL 2014 Persib Bandung harus tersingkir dan merelakan PS TNI, Surabaya United dan Pusamania Borneo FC untuk maju ke babak 8 besar.

Dari 8 klub tersebut, Arema merupakan kontestan dengan rekor yang paling baik. Singo Edan (julukan Arema) berhasil meraih poin terbanyak. Ahmad Bustomi cs meraih 12 poin dari 4 pertandingan babak penyisihan grup --selisih 1 poin dari yang diraih PS TNI di Grup C. Hal tersebut menandakan Arema belum pernah terkalahkan dalam babak penyisihan. Seluruh pertandingan dimenangkan Arema dalam waktu normal, alias 2 X 45 menit.

Bahkan, bila dihitung hanya sebatas waktu normal tim asuhan pelatih Joko Susilo tersebut menjadi tim tersubur dalam turnamen PJS tahun ini. Arema berhasil menjebol gawang lawan mereka sebanyak 11 kali: Gresik dan Persipasi Bandung Raya (PBR) masing-masing 4 gol, Sriwijaya FC 2 gol dan 1 gol ke gawang Persija Jakarta. Sedangkan gawang Arema yang dijaga I Kadek Wardana hanya ternoda oleh gol musuh sebanyak 3 kali. Mereka adalah Gresik United (2 gol) dan PBR (1 gol). Singo Edan berhasil mencatatkan clean sheet di dua pertandingan terakhir mereka; saat menghadapi Sriwijaya FC dan Persija Jakarta.

Namun, hasil tersebut bukan berarti Arema akan melangkah mulus di babak 8 besar. Karena sebenarnya klub yang lahir 11 Agustus 1987 ini mengalami penurunan dalam hal mencetak gol. Empat gol yang disarangkan ke gawang Gresik United pada pertandingan pertama dan PBR di pertandingan kedua, tidak bisa terulang saat menghadapi Sriwijaya FC (pertandingan ketiga) dan Persija Jakarta (pertandingan terakhir) –meskipun di dua pertandingan tersebut Arema tidak kebobolan, tapi tetap saja ada yang perlu diperbaiki dalam pola penyerangan mereka.

Setiap tim yang dihadapi Arema memang memiliki pola permainan yang berbeda-beda. Bila Gresik United dan PBR bermain secara terbuka dan menyerang, sedangkan Sriwijaya FC dan Persija memilih untuk bertahan dan malakukan serangan balik cepat. Catatan khusus saat menghadapi Persija yang bermain begitu tertutup.

Nah, situasi saat menghadapi tim yang seperti itulah yang harus segera ditemukan solusinya oleh pelatih Joko Susilo. Karena hampir setiap tim yang menghadapi Arema selalu menerapkan strategi bertahan dan serangan balik cepat. Membiarkan para pemain Arema asik menyerang dan saat bola dikuasai lawan, “bam” serangan balik cepat pun terjadi. Konsentrasi pemain pecah, lini belakang lambat menutup dan akhirnya…;

Itulah yang terjadi saat Arema menghadapi tim-tim yang menerapkan strategi bertahan, menggunkan serangan balik cepat untuk melawan. Setidaknya itu yang sering terlihat saat Arema berlaga di turnamen Piala Presiden.

Sebenarnya Persija bisa menjadi uji coba yang pas untuk menghadapi lawan dengan pola permainan seperti itu. Sayang, Macan Kemayoran (julukan Persija) harus kehilangan banyak pemain inti mereka saat berlaga melawan Singo Edan. Serangan balik mereka pun menjadi tidak begitu berbahaya dan mentah. Mudah untuk diantisipasi oleh lini belakang Arema.

Kembali ke Arema, secara permainan sebenarnya tim berlogo kepala singa ini sudah menampilkan permainan yang baik. Terutama saat menghadapi Sriwijaya FC. Jujur saja, permainan Arema begitu menarik pada malam itu. Meski hanya ada dua gol yang tercipta malam itu di Stadion Kanjuruhan. Namun punggawa Singo Edan mampuh bermain atraktif. Pergerakan pemaian begitu padu dengan umpan satu-dua yang pas. Semua pemain mau berbagi bola. Bergerak mencari ruang kosong untuk mengalirkan bola dan mencoba untuk mencetak gol. Walau pada akhirnya gol tercipta dari skema bola mati.

Gaya bermain seperti itu yang membuat Arema disegani oleh lawan mereka dan membuat pertandingan Arema begitu nikmat untuk ditonton. Getuk (sapaan Joko Susilo) harus bisa mempertahankan gaya tersebut dan menciptakan banyak gol tentunya.

Arema juga tidak boleh melupakan lini belakang mereka. Dua clean sheet di pertandingan terkahir, bukan jaminan bisa lolos ke semi final. Karena lawan yang dihadapi Arema di 8 besar akan lebih berat dari babak penyisihan. Ditambah lagi Singo Edan harus keluar dari kandang mereka, Stadion Kanjuruhan, dalam babak 8 besar nanti. Karena panitia telah menyiapkan Stadion Maguwaharjo Sleman dan Stadion Manahan Solo sebagai lokasi babak 8 besar nanti.

Jelang babak 8 besar Arema bisa sedikit merasa tenang. Karena pelatih Joko Susilo sepertinya masih belum merasa nyaman dengan hasil yang diperoleh skuadnya. Hal itu terlihat dari laga uji coba Arema saat menghadapi tim Pra-PON Kalimantan Timur (Kaltim) di stadion Gajayana pada Rabu (2/12/2015).

Dalam pertandingan uji coba 3 X 30 menit tersebut Getuk terlihat mengutak-atik formasi Arema. Bereksperimen dengan berbagai stratergi dan line up yang ada. Meskipun skor akhirnya Arema harus menyerah 0-1 dalam laga tersebut, setidaknya kita tahu Getuk akan terus mengembangkan permainan Arema. Kita juga tahu bahwa Arema sedang disiapkan untuk menghadapi lawan-lawan tangguh di babak 8 besar nanti.

Drawing babak 8 besar Piala Jenderal Sudirman baru akan digelar sore nanti. Entah 3 klub mana yang akan menghadapi klub kebanggaan Aremania tersebut. Siapapun mereka, Singo Edan harus siap untuk mencabik dan menerkamnya. Di Sleman ataupun di Solo, Singo Edan harus tetap Edan!

Tinggalkan Komentar

Dilarang mempromosikan situs judi, situs porno dan tindak pidana lainnya. Komentarlah dengan etika tanpa melanggar UU ITE.

Previous Post Next Post