Catatan Liputan: DLK Lagi Setelah Sekian Tahun

Liputan DLK ke Kupang, NTT. Foto: Fachrul Irwinsyah

Akhirnya merasakan lagi dinas luar kota (DLK) setelah sekian lama ga pernah liputan naik pesawat. Bahkan gua sampai lupa kapan terakhir kali melancong buat liputan. Yang pasti sih udah lebih dari 2,5 tahun karena sepanjang pandemi memang kantor ga ngizinin karyawan buat DLK.

Kesempatan buat DLK itu hadir di awal November ini. Korlip gua nawarin langsung di kantor untuk berangkat DLK ke Kupang, NTT.

Ditawarin langsung, siapa yang nolak. Tujuannya ke Kupang pula, tempat yang belum pernah gua datangi.

Liputan dalam DLK kali ini ialah peresmian pabrik es bertenaga surya di Desa Sulamu, Kabupaten Kupang, NTT. Acaranya berlangsung 31 Oktober dan 1 November.

Pihak yang ngundang ngasih opsi untuk berangkat tanggal 31 Oktober dini hari atau 30 Oktober sore. Gua pun memilih berangkat di tanggal 30, sebab kalau berangkat dini hari bakal sampai pagi, terus mesti jalan lagi dari hotel ke lokasi pabriknya sekitar 2,5 jam. Itu pasti bakal lelah banget. Makanya gua ambil opsi pertama.

Liputan DLK ke Kupang, NTT. Foto: Fachrul Irwinsyah

Berangkat dengan Lion Air, gua tiba di Bandara Internasional El Tari Kupang sekitar pukul 20.00 WITA. Dari sana langsung dijemput sopir dari pihak pengundang ke hotel Aston di Kota Kupang.

DLK kali ini benar-benar terasa berbeda dari yang sebelum-sebelumnya. Sebab mulai dari berangkat sampai pulang, ga ada dari pihak pengundang yang ngedampingin. Bahkan sampai chack in di hotel sekalipun dilakukan secara mandiri.

Koordinasi antara gua dan pihak humas pengundang hanya melalui WhatsApp. Gua sih saat itu berpikir mungkin doi belum sampai di sini, jadi ya sudahlah.

Hingga tiba di hari liputan, 31 Oktober 2022, pagi itu setelah sarapan di hotel gua berangkat menuju lokasi liputan dengan mobil rombongan. Sebelum berangkat, gua juga bertemu dengan satu reporter dari Jakarta. Kebetulan kami saling kenal jadi tidak canggung waktu ngobrol.

Reporter yang ikut dalam DLK kali ini hanya ada dua orang dari Jakarta. Sementara reporter lokal juga ada dua orang. Kami berempat berangkat dengan satu mobil menuju lokasi liputan.

Perjalanan sekitar 2,5 jam yang gua lalui benar-benar berkesan. Kami melewati jalan yang super mulus sampai yang hancur seperti terkena meteor. Kondisi itu membuat gua terjaga sepanjang perjalanan. Berbeda dengan teman gua yang dari Jakarta, dia tidur dengan lelap. Hanya sesekali bangun untuk memastikan sudah sampai atau belum.

Saat tiba di Bandara El Tari Kupang, NTT. Foto: Fachrul Irwinsyah

Gua maklum sih sama teman yang satu itu. Karena dia baru sampai hotel subuh, terus udah harus berangkat pagi. Jadi pasti lelah.

Saat tiba di lokasi liputan, gua akhirnya bertemu dengan pihak humas pengundang. Kami berkenalan langsung di sana. Meski tidak banyak juga yang dibicarakan.

Acara berjalan dengan baik. Liputan selesai dengan cepat dan tak begitu melelahkan. Gua kembali ke hotel dengan satu konsep berita.

Agenda DLK di Kupang belum selesai. Masih ada agenda diskusi pada 1 November, membahas yang baru saja diresmikan. Cuma lokasi acaranya berada di hotel, jadi ga akan memakan banyak waktu di perjalanan.

Selama DLK sarapan dan makan malam dilakukan di hotel. Sementara makan siang dilakukan di lokasi acara.

Liputan kali ini, mau itu yang peresmian pabrik maupun saat diskusi, tidak ada yang melelahkan. Tidak ada juga yang terlalu urgent dari acaranya. Jadi gua benar-benar santai kerjanya.

Pemandangan Pantai Kelapa Lima, Kupang, NTT, saat sore hari dilihat dari jendela kamar hotel. Foto: Fachrul Irwinsyah

Cuma sayang gua ngerasa sikap humas yang mengundang kurang begitu komunikatif. Gua dan teman gua yang dari Jakarta itu merasa "dicueki".

Acara diskusi selesai pada siang hari, sedangkan penerbangan pulang masih 2 November pagi. Artinya masih ada sore sampai malam untuk sekadar berbincang basa-basi antara panitia dengan kami. Tapi ternyata hal itu tidak ada. Bahkan hingga check out pada Selasa pagi pun kami lakukan sendiri, tanpa ada yang mengantar.

Ya mungkin mereka merasa ucapan terima kasih dan ungkapan lainnya di akhir acara diskusi adalah sebuah perpisahan. Meskipun sebenarnya kami masih ada di hotel yang sama hingga esok paginya.

Apapun yang terjadi itu, gua sih anggap sebagai pengalaman lain dari DLK aja. Setidaknya liputannya ga berat, jadi itung-itung berlibur ke Kupang dengan dibayarin. Terlebih tepat di seberang hotel gua menginap adalah tempat wisata Pantai Kelapa Lima. Tempat wisata yang baru diresmikan Oktober lalu oleh Presiden Jokowi.

Hal menyenangkan lainnya, gua cukup senang dengan foto-foto yang gua dapat dari berkeliling di Pantai Kelapa Lima.


Tinggalkan Komentar

Dilarang mempromosikan situs judi, situs porno dan tindak pidana lainnya. Komentarlah dengan etika tanpa melanggar UU ITE.

Previous Post Next Post