Ke Semifinal, Arema Kurang Sempurna

Arema Cover © www.paulpolos.blogspot.com

Arema sukses menyapu bersih semua laga di Babak 8 Besar Piala Jenderal Sudirman (PJS) dengan kemenangan. Namun, rekor kemenangan Singo Edan kali ini terasa kurang sempurna dibanding yang diraih di Babak Penyisihan Grup. Pasalnya satu kemenangan Arema di 8 Besar didapat dari adu penalti –di babak penyisian grup Arema berhasil menang dalam waktu normal 2 X 45 menit.

Arema melakoni babak adu penalti saat bersua Pusamania Borneo FC (PBFC) dalam pertandingan terakhir Babak 8 Besar. Sebenarnya Singo Edan sempat unggul 2-1 melalui gol Dendi Santoso. Sayang kecerdikan Dendi dalam membobol gawang Pesut Etam (julukan PBFC) dibalas dengan kesalahan Kadek Wardhana dalam mengantisipasi tendangan lemah Herman Dzumafo yang membuat skor menjadi 2-2. Hasil tersebut mengharuskan Gonzales cs merasakan adu penalti untuk pertama kalinya.

Samsul Arief menjadi eksekutor pertama dari Singo Edan dan membuka babak penentu Juara Grup E tersebut. Namun, top scorer Arema tersebut gagal membuat gol pembuka. Kegagalan Samsul tertutupi oleh Esteban Vizcarra, Toni Espinoss, Gede Sukadana dan Cristian Gozales yang tendangannya berhasil masuk ke gawang Galih. Sedangkan di kubu PBFC eksekusi pinalti dari Ponaryo Astaman, Goran Ganchev, Herman Dzumafo dan Sandi Sute sukses membobol gawang Kadek Wardhana, tapi Raihan positif tersebut harus berhenti pada penendang kelima mereka, Diego Michels yang gagal mencetak gol dan membuat skor penalti berimbang 4-4.

Adu penalti pun dilanjutkan dalam suddendeath. Hasyim Kipuw yang menjadi penendang keenam berhasil mebobol gawang Galih. Sedang di sisi lawan, Steven Bungaran gagal mencetak gol karena tendangan pemain muda PBFC tersebut melayang jauh di atas gawang Kadek Wardana. Hasil tersebut membuat Singo Edan keluar sebagai Juara Grup E Babak 8 Besar PJS.

Berstatus sebagai juara grup, Singo Edan sudah dinanti oleh Mitra Kukar yang lolos sebagai Runner Up Grup D Babak 8 Besar PJS. Tim asuhan Joko Susilo itu akan tandang lebih dulu ke Stadion Aji Imbut, Tenggarong, Kutai Kartanegara. Laga yang akan berlangsung pada Sabtu (9 Januari 2016) tersebut akan menjadi laga tandang pertama Arema dalam turnamen besutan Panglima TNI ini, juga menjadi laga pertama Arema pada Tahun 2016.

Adu Penalti yang Menguntungkan

Seperti yang dibilang pada awal tulisan ini, keberhasilan Arema di Babak 8 Besar tak sesempurna di babak penyisihan grup yang sukses menang dalam waktu normal 2 X 45 menit. Namun, bukan berarti hasil itu buruk. Drama adu penalti tersebut bisa dibilang menjadi keuntungan bagi skuad Singo Edan. Pasalnya dengan begitu Arema memiliki pengalaman dalam adu penalti yang mungkin saja di semifinal dan final nanti akan menjadi penentu kemenangan Arema.

Memang sih, Arema pernah mencetak gol dari tendangan penalti, tapi dalam babak adu penalti tentu tekanan mental akan berbeda dengan penalti pada waktu normal. Contoh mudahnya bisa melihat Samsul Arief. Salah satu top scorer milik Arema ini kerapkali sukses mencetak gol dari titik putih dalam waktu normal, namun dalam adu penalti melawan PBFC ia gagal. Tendangan Samsul berhasil ditepis oleh Galih Sudaryono.

Maka dari itu Arema gua nilai beruntung karena pernah merasakan adu penalti dalam pertandingan yang tidak menentukan. Karena dengan pernah mengalami adu penalti setidaknya pemain Arema jadi memiliki pengalaman akan tekanan yang terasa pada saat itu. Hal ini akan menjadi pelajaran baru bagi tim Arema khususnya pemain Arema untuk bisa menaklukan ketegangan drama titik putih tersebut. Karena pengalaman dalam adu penalti akan sangat penting pada semifinal atau final nanti. Apalagi 3 tim lainnya yang lolos ke semifinal sempat merasakan tegangnya adu penalti. Kalau sudah begini maka tidak adalagi alasan Arema untuk kalah.

Kurang Satu Pengalaman

Bicara soal pengalaman, Arema bisa dibilang masih kalah dibanding 3 tim semifinalis: Semen Padang, Mitra Kukar dan PBFC. Tim berlogo kepala singa itu memang sudah merasakan tegangnya adu penalti, tapi pemain Arema belum sekalipun merasakan pahitnya kekalahan selama PJS.

Kenapa kekalahan menjadi penting? Kalian tahu apa yang terjadi dengan klub yang bisa bangkit dari kekalahan? Motivasi berlipat ganda. Dan kalian tahu apa yang terjadi dengan tim yang tak pernah kalah? Jumawa dan meremehkan lawan. Kondisi inilah yang gua takutkan terjadi pada Arema –meski dalam hati kecil gua tetap tak mau melihat Arema kalah. Hasil bagus yang diraih Arema dalam PJS akan membuat tim ini diperhatikan lebih serius oleh lawan-lawannya yang mungkin akan menjadi beban tersendiri bagi tim Singo Edan.

Dengan rekor manis tak terkalahkan, Arema memang menjadi unggulan banyak orang untuk menjadi juara di PJS. Bukan hanya dari kalangan suporter mereka, tapi juga dari mantan lawan mereka, salah satunya dari Pelatih Persib Bandung Djajang Nurdjaman. Menurutnya, dari awal turnamen PJS digelar, ia sudah yakin Arema akan mengangkat trofi juara.

Posisi diunggulkan seperti itu bukanlah suatu hal yang menguntungkan. Hal ini tentu disadari oleh Pelatih Arema. “Menjadi favorit (juara PJS) tentu kami bersyukur. Tapi jujur, difavoritkan bagi kami kurang mengenakan, karena akan ada banyak tekanan,” ungkap pelatih Arema Joko Susilo seperti dilansir wearemania.net

Yap, kondisi diunggulkan seperti ini biasanya akan membuat tim lawan merasa seperti tim underdog, dan biasanya mereka akan bermain habis-habisan. Nothing to lose. Membuat sedikit kesempatan menjadi keuntungan bagi musuh dan celah kecil menjadi lubang besar untuk mencetak gol.

Inilah yang akan menjadi beban bagi tim Arema yang belum pernah tersentuh kekalahan: tekanan dari semangat dan motivasi lawan yang berlipat ganda untuk meruntuhkan rekor tak terkalahkan Arema. Singo Edan juga akan mendapatkan tekanan dari suporter untuk bisa terus menjaga kemenangan demi kemenangan dan menjadi juara. Meskipun untuk menjadi juara tidak harus selalu menang.

“Yang terpenting jangan terlena. Jangan merasa baik karena tidak sekalipun kalah. Kami harus tetap fokus dan konsentrasi,” ungkap Getuk seperti dilansir Radarmalang.co.id

Di semifinal nanti, Turnamen PJS akan menggunakan sistem home–away. Agregat gol kandang dan tandang akan berperan penting dalam penentuan lolos tidaknya tim ke babak final.

Yah, semoga saja Arema bisa tetap mempertahankan rekor kemenangan mereka hingga melaju ke final dan menjadi juara. Kalaupun harus kalah, semoga itu bukanlah kekalahan yang menghapus Piala PJS dari impian tim Arema dan suporter mereka, Aremania.

Tinggalkan Komentar

Dilarang mempromosikan situs judi, situs porno dan tindak pidana lainnya. Komentarlah dengan etika tanpa melanggar UU ITE.

Previous Post Next Post