Hari masih terlalu pagi untuk gua membuka mata. Maklum hari itu Sabtu, waktu bagi gua untuk berleha-leha lantaran libur kerja. Tapi, ketenangan itu tidak bisa gua rasakan, pasalnya gua mesti menghadiri sebuah seleksi kerja di media online Kumparan.
Dalam undangan yang dikirim ke email gua, seleksi baru dimulai pukul 13.00 WIB dan registrasinya berlangsung sejak pukul 11.00 WIB. Hal menarik dari undangan tersebut adalah lokasinya. Mereka tidak melakukan seleksi di markas mereka yang terletak di Pasar Minggu. Media berlogo magnet U itu menyewa sebuah ruang pertemuan di Kuningan City Mall, Jakarta.
Jujur pertama kali membaca undangan tersebut, gua langsung teringat perkataan Prabowo Subianto. Ia pernah berujar wartawan tidak pernah ke mal karena gaji mereka kecil. Kali ini seribu wartawan justru mengawali karir mereka dari sebuah mal.
Gua bilang seribu, yap, 1.000 orang hadir dalam seleksi tersebut. Jumlah itu merupakan hasil saringan dari 24.750 pelamar. Gila! Gua gak nyangka ternyata profesi jurnalis masih “seksi” buat banyak orang. Padahal pekerjaan ini memiliki stereotip “gaji kecil dengan pekerjaan berat”. Tapi sepertinya kalimat itu gak berpengaruh buat mereka.
Seribu orang dengan pakaian atasan berwarna biru tersebut terbagi dalam dua sesi. Sesi pertama berlangsung sejak pukul 8 pagi dan registrasinya dimulai dari pukul 7 pagi. Sedangkan sesi 2 seperti yang tertera dalam undangan gua dan berakhir sekitar pukul 16.30. kedua sesi tersebut menjalani 3 tes yang sama: pengetahuan umum, focus group discussion, dan reportase.
Suasana seleksi tahap 1 Kumparan.com. (foto: Fachrul Irwinsyah)
Awalnya gua berpikir proses seleksi akan seperti ujian masuk perguaruan tinggi: bangku yang berjajar dengan jarak yang cukup agar peserta tidak bisa mencontek; dan kemudian semua menjadi “musuh”. Tapi ternyata gua salah.
Suasana yang dibangun sangat jauh dari bayangan gua. Nuansa ujian tidak ada sama sekali. Peserta justru disituasikan seperti menghadiri acara seminar, talkshow atau diskusi. Meja-meja bundar tersusun rapih lengkap dengan kursi, minuman, makanan dan AC yang “galak”. Di sana juga terdapat beberapa amplop cokelat tergulung dan terikat. Sebuah pulpen tersemat di sisi ampolp tersebut. Setiap meja berisi enam orang peserta dan satu peninjau. Peninjau ini bertugas untuk memberikan penjelasan dari setiap tes yang berlangsung.
Amplop cokelat nan misterius itu pun akhirnya dibuka untuk tes pertama. Di dalamnya ternyata terdapat soal pengetahuan umum yang harus dikerjakan peserta. Beberapa soal dibuat dalam bahasa inggris. Beruntungnya seluruh soal tersebut tersaji dalam bentuk pilihan ganda. Hal tersebut memudahkan buat gua menjawab.
Amplop soal tes pertama seleksi tahap 1 kumparan.com. (foto: Fachrul Irwinsyah)
Jika tes pertama bersifat individual. Tes kedua gua justru diminta untuk bekerjasama dengan teman semeja. Kali ini tidak berbentuk soal, tapi sebuah kasus yang harus kami diskusikan. Kasus pertama dikisahkan: seorang teman kami sakit di dalam tenda, di luar tenda ada Kingkong yang mengamuk. Situasi itu mengharuskan kami membagi dua tim: tim penjaga teman yang sakit; dan tim pencari pertolongan.
Kasus kedua masih dalam cerita yang sama (pergi ke hutan). Kali ini kami diberikan 10 barang, namun kami harus memilih 5 barang yang kami bawa dalam perjalanan tersebut.
Kami diberikan waktu untuk mendiskusikan kedua kasus tersebut. Menurut peninjau di meja gua, tes ini tidak menilai hasil akhir kasus tersebut. Melainkan keaktifan peserta dalam proses diskusi untuk menemukan solusi masalah tersebut.
Tes terakhir, menjadi puncaknya. Kali ini bukan lagi “seakan-akan” talkshow, tapi benar-benar takshow. Dalam tes reportase, Kumparan menghadirkan langsung tiga narasumber. Pada sesi kedua yang gua ikuti, mereka menghadirkan Direktur Juni Records Adryanto Pratono, Pendiri Warunk Upnormal Sarita Sutedja dan Pendiri situs crowdfunding kitabisa.com. Dalam talkshow bertema Youth and Inovation tersebut ketiganya menceritakan perjalanan bisnis mereka.
Acara bincang-bincang itu menjadi topik yang harus kami liput. Usai acara gua hanya diberi waktu beberapa menit untuk merangkai berita tersebut dan mengirimkan ke email yang disediakan panitia. Selain mengirim via email, hasil liputan peserta juga dikirim ke situs kumparan sebagai user story. Tulisan-tulisan itu, bisa kalian temukan dengan mengetikan “Sekarang Kumparan” di kolom pencarian dalam situs kumparan.com.
Sebuah pengalaman luar biasa dalam proses pencarian kerja. Entah akan seperti apa lagi di seleksi tahap dua mereka yang digelar hari ini dan besok.
Post a Comment
Dilarang mempromosikan situs judi, situs porno dan tindak pidana lainnya. Komentarlah dengan etika tanpa melanggar UU ITE.